Jambi, 6 Juli 2025 – Umat Islam di berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia, hari ini memperingati Hari Asyura, yang jatuh pada 10 Muharram 1447 H atau bertepatan dengan Ahad, 6 Juli 2025 M. Hari ini menjadi salah satu momen penting dalam kalender Hijriah karena mengandung nilai-nilai spiritual dan sejarah yang mendalam.
Hari Asyura diperingati sebagai hari ketika Nabi Musa AS diselamatkan oleh Allah SWT dari kejaran Fir’aun di Laut Merah. Rasulullah SAW pun menganjurkan umat Islam untuk berpuasa pada hari Asyura sebagai bentuk syukur atas peristiwa tersebut. Dalam hadits riwayat Muslim, disebutkan bahwa puasa Asyura dapat menghapus dosa setahun yang lalu.
“Puasa Asyura itu menghapus dosa setahun yang lalu.”
(HR. Muslim)
Selain berpuasa, umat Islam juga dianjurkan untuk melaksanakan amalan-amalan lainnya seperti memberi sedekah, menyantuni anak yatim, memperbanyak doa dan dzikir, serta mempererat tali persaudaraan.
Di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk di Kota Jambi, berbagai kegiatan sosial dan keagamaan digelar untuk memperingati hari ini. Masjid-masjid mengadakan pengajian dan pembacaan kisah para Nabi, sementara beberapa yayasan juga menyalurkan bantuan dan santunan kepada anak yatim dan kaum dhuafa.
Hari Asyura juga mengingatkan umat pada peristiwa kelam tragedi Karbala, di mana cucu Rasulullah SAW, Sayyidina Husain bin Ali, syahid dalam perjuangan menegakkan keadilan. Meskipun demikian, umat Islam Sunni di Indonesia lebih menekankan sisi ibadah dan penguatan nilai-nilai spiritual pada hari ini.
Para ulama, termasuk Ustadz Adi Hidayat, menegaskan bahwa puasa Asyura hukumnya sunnah muakkadah (sangat dianjurkan), dan sangat baik jika didahului dengan puasa pada tanggal 9 Muharram (Tasu’a) atau diikuti dengan puasa tanggal 11, untuk membedakan dari kebiasaan puasa kaum Yahudi.
Dengan memperingati Hari Asyura, umat Islam diajak untuk merenungi perjalanan para Nabi, meningkatkan keimanan, dan memperbanyak amal kebaikan sebagai bekal kehidupan akhirat.