AGAM — Dampak bencana banjir bandang dan longsor di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terus menunjukkan peningkatan signifikan. Hingga Kamis malam, 11 Desember 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam melaporkan 192 orang meninggal dunia, sementara 72 lainnya masih dinyatakan hilang. Proses pencarian diperpanjang hingga 15 hari ke depan mengingat masih banyak warga yang belum ditemukan.
Kondisi lapangan masih menyulitkan tim SAR gabungan. Akses menuju sejumlah lokasi terdampak mengalami penyempitan akibat tumpukan kayu, lumpur, dan material longsor yang menutup badan jalan. Meski demikian, upaya pencarian dan evakuasi tetap dilakukan menggunakan alat berat dan pencarian manual.
Selain korban jiwa, ribuan warga masih mengungsi di berbagai titik pengungsian di Kecamatan IV Koto, Canduang, dan beberapa wilayah lainnya. Mereka membutuhkan pasokan air bersih, makanan siap saji, pakaian, serta layanan kesehatan. BNPB mencatat distribusi air bersih dipercepat menyusul kerusakan infrastruktur yang menyebabkan suplai air ke permukiman terganggu.
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama Pemkab Agam telah menyiapkan sejumlah lokasi untuk pembangunan hunian sementara (huntara) bagi warga yang rumahnya rusak berat atau rata dengan tanah. Peninjauan lokasi pembangunan huntara telah dilakukan dan segera memasuki tahap pengerjaan.
Sementara itu, pemerintah pusat memastikan percepatan distribusi bantuan logistik dan perbaikan infrastruktur dasar. Akses jalan dan jembatan yang rusak ditargetkan segera mendapatkan penanganan darurat untuk memudahkan mobilitas warga dan memaksimalkan pengiriman bantuan.
Kerugian material akibat bencana di Sumatera Barat, dengan Kabupaten Agam sebagai daerah terdampak paling parah, diperkirakan mencapai Rp2,55 triliun. Angka tersebut meliputi kerusakan rumah, fasilitas pendidikan, jembatan, lahan pertanian, dan infrastruktur publik lainnya.
Hingga kini, pemerintah daerah mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan mengingat curah hujan di wilayah Agam masih tinggi. Upaya pemulihan dan evakuasi dipastikan terus berlangsung hingga seluruh korban berhasil ditemukan dan kebutuhan warga terpenuhi.