Bungo, Jambi — Warga Desa Sungai Talang di Kecamatan Bathin III Ulu, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, kini menghadapi ancaman banjir yang mulai melanda wilayah hulu. Peningkatan volume air di sungai setempat menyebabkan luapan yang merendam permukiman dan lahan pertanian warga. Fenomena ini bukan hanya karena hujan, tetapi juga dipicu oleh kondisi lingkungan yang telah berubah di hulu sungai.
Menurut penduduk setempat, banjir yang terjadi diduga berkaitan erat dengan aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) yang marak di sepanjang aliran Sungai Batang Bungo. Praktik penambangan ilegal ini dinilai telah merusak ekosistem sungai dan mempercepat pendangkalan sungai di wilayah hulu. Akibatnya, sungai tidak mampu menampung debit air dengan baik saat curah hujan meningkat, sehingga air meluap hingga ke pemukiman warga.
🛑 Dampak Lingkungan dan Sosial
Warga setempat mengeluhkan bahwa aktivitas PETI telah mengakibatkan air sungai menjadi keruh dan berlumpur. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi aliran air, tetapi juga berdampak pada kualitas air yang selama ini digunakan untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan sehari-hari. Banyak warga kini terpaksa mencari sumber air alternatif karena sungai yang dulunya jernih kini tercemar.
Selain itu, penambangan ini juga mengancam sumber air bersih dan keanekaragaman hayati di sepanjang sungai hulu, memperburuk kondisi lingkungan yang sudah sensitif. Warga bahkan melakukan protes dan menuntut tindakan tegas dari aparat dan pemerintah daerah untuk menghentikan aktivitas PETI di sekitar sungai.
🚨 Upaya Penanganan
Aparat kepolisian bersama instansi terkait secara berkala melakukan operasi untuk memberantas penambangan emas ilegal di wilayah Bungo. Dalam beberapa operasi, polisi telah mengamankan alat berat dan memusnahkan rakit dompeng serta mesin tambang ilegal yang digunakan dalam kegiatan PETI. Hal ini bagian dari komitmen penegakan hukum untuk melindungi lingkungan dan mencegah kerusakan alam lebih parah.
Namun meski sudah ada tindakan dari pihak berwajib, kegiatan tambang ilegal ini tetap masih berlangsung di beberapa titik, sehingga warga dan pihak berwenang terus mengawasi situasi di lapangan. Keberlanjutan penanganan ini dianggap penting untuk mencegah kerusakan lingkungan yang lebih luas serta meminimalisir resiko banjir di musim hujan.