Jakarta – Sebanyak 373 sekolah di seluruh Indonesia dilaporkan gagal menyelesaikan finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025. Akibatnya, ribuan siswa yang berhak mengikuti seleksi jalur prestasi tersebut terancam tidak bisa melanjutkan ke perguruan tinggi melalui jalur SNBP.
Salah satu kasus yang menjadi perhatian publik terjadi di SMKN 2 Solo, di mana ratusan siswa dan wali murid melakukan aksi protes terhadap pihak sekolah. Mereka menuntut kejelasan karena data PDSS sekolah tidak berhasil difinalisasi sebelum batas waktu yang ditentukan.
Hal serupa terjadi di SMAN 1 Mempawah Hilir, Kalimantan Barat, di mana sekitar 200 siswa tidak dapat mendaftar SNBP. Kepala sekolah mengaku telah berusaha mengunggah data PDSS, tetapi mengalami kendala teknis yang belum terselesaikan hingga batas akhir pengisian data.
Kasus lain yang mencuat datang dari SMAN 17 Makassar, di mana sebanyak 148 siswa yang berhak mengikuti SNBP akhirnya gagal mendaftar karena kelalaian operator sekolah dalam melakukan finalisasi data. Pihak sekolah mengakui adanya kekeliruan internal yang menyebabkan siswa kehilangan kesempatan mengikuti SNBP 2025.
Selain itu, SMKN 10 Medan juga mengalami kendala serupa. Pihak sekolah mengungkapkan bahwa data e-Rapor siswa tidak terbaca oleh sistem PDSS, menyebabkan ratusan siswa kehilangan kesempatan mendaftar SNBP. Permintaan perpanjangan waktu telah diajukan, tetapi belum ada kepastian dari pihak penyelenggara SNBP.
Di SMKN 1 Bontang, sekitar 182 siswa harus menerima kenyataan pahit karena sekolah mereka tidak menyelesaikan finalisasi PDSS tepat waktu. Pihak sekolah menyebutkan kendala teknis dalam sistem sebagai penyebab utama keterlambatan.
Respons Panitia SNPMB dan Langkah Selanjutnya
Menanggapi permasalahan ini, Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) memberikan kesempatan bagi sekolah-sekolah yang belum menyelesaikan finalisasi PDSS untuk segera melakukan pembenahan hingga tanggal 5 Februari 2025. Namun, bagi sekolah yang tetap tidak dapat menyelesaikan proses ini, siswa yang terdampak diimbau untuk mempersiapkan diri menghadapi Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) atau jalur mandiri di perguruan tinggi masing-masing.
Kegagalan sejumlah sekolah dalam menyelesaikan finalisasi PDSS menjadi sorotan publik, terutama terkait manajemen dan kesiapan sekolah dalam mendukung siswanya untuk masuk ke perguruan tinggi. Banyak pihak mendesak agar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) serta pemerintah daerah lebih aktif dalam memastikan kesiapan administrasi sekolah agar kejadian serupa tidak terulang di tahun-tahun mendatang.