TANJUNG JABUNG BARAT — Siswa SMK Negeri 7 Tanjung Jabung Barat yang berlokasi di Kecamatan Betara menggelar aksi menuntut kepala sekolah untuk mundur dari jabatannya. Aksi ini merupakan bentuk kekecewaan terhadap dugaan penyalahgunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diduga dilakukan kepala sekolah, serta kondisi fasilitas sekolah yang dinilai sangat memprihatinkan.
Para siswa mengungkapkan, kasus dugaan korupsi dana BOS tersebut sebenarnya sudah pernah dilaporkan kepada Dinas Pendidikan sejak empat tahun lalu, namun hingga kini tidak ada tindak lanjut yang jelas. Kondisi ini membuat mereka merasa tidak nyaman belajar di sekolah.
Fasilitas di SMKN 7 Tanjung Jabung Barat dinilai jauh dari kata layak. Di ruang kelas, tidak tersedia kipas angin, sementara pipa WC bocor sehingga menimbulkan bau tidak sedap yang menyebar ke berbagai ruangan. Lampu toilet mati, gayung rusak, dan tong sampah di area kantin pun tidak tersedia. Bahkan, plafon kelas yang rusak dikhawatirkan bisa roboh dan membahayakan siswa saat kegiatan belajar berlangsung.
Untuk praktik akuntansi, jumlah komputer di sekolah sangat terbatas sehingga siswa terpaksa membawa laptop atau komputer pribadi. Sementara itu, siswa jurusan teknik pengelasan harus membeli bahan praktik menggunakan uang iuran pribadi — sesuatu yang seharusnya ditanggung oleh pihak sekolah.
Tidak hanya itu, gedung sekolah yang terbatas membuat sebagian siswa kelas XI akuntansi harus belajar di ruang bekas laboratorium dan gudang tanpa meja, hanya duduk di kursi plastik seadanya. Kondisi lingkungan sekolah pun memprihatinkan, dengan jalan yang rusak, area parkir sempit dan tidak nyaman, serta jendela dan pintu kelas yang dibiarkan rusak bertahun-tahun tanpa perbaikan.
Keterbatasan juga terjadi pada sarana belajar. Buku paket pelajaran sangat minim sehingga siswa harus memfoto materi dari buku untuk mencatatnya. Padahal, para siswa masih diwajibkan membayar SPP serta biaya magang atau Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Siswa menyampaikan bahwa mereka tidak menuntut berlebihan, hanya menginginkan fasilitas yang layak agar kegiatan belajar mengajar bisa berlangsung dengan nyaman. “Kami sekolah dari pagi sampai sore, jadi wajar kalau kami ingin lingkungan belajar yang baik dan tidak membahayakan,” ungkap salah satu siswa dalam aksi tersebut.
Menanggapi hal itu, Dinas Pendidikan Provinsi Jambi menyatakan akan menindaklanjuti seluruh keluhan dan tuntutan yang disampaikan siswa SMKN 7 Tanjung Jabung Barat. Pihaknya berkomitmen untuk memeriksa laporan serta melakukan langkah yang diperlukan demi memastikan proses pendidikan berjalan sebagaimana mestinya.